Jumat, 14 Oktober 2011

Perilaku Konsemen Terhadap Produk Sepatu

A. PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihanpembelianpenggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
B. PERMASALAHAN
v  Yang mempengaruhi konsumen membeli produk yang berbeda;
1.      Indiviudu :
a)      Kebutuhan individu (seperti pria atau wanita ),
b)      Demografi konsumen (situasi dan kondisi wilayah serta iklim setempat),
c)      Gaya hidup dan Karakteristik personalia (psikolgis atau jiwa dan raga atau fisik konsumen).
2.      Lingkungan Internal :
a)      Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan),
b)      Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen),
c)      Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi).
3.      Lingkungan Eksternal :
a)      Ekonomi (kemampuan menyediakan produk bagi permintaan dan penawaran pasar),
b)      Politik dan hukum (kebijakan atau peraturan yang menentukan pasar),
c)      Teknologi informasi (informasi iklan atau promosi).
C. TUJUAN
           Untuk menegtahuai informasi berbagai jenis kebutuhan sepatu wanita, dengan segala motifasi konsumen untuk membeli sebuah produk tetentu.
D. PEMBAHASAN
v  Tipe respon konsumen
v  Tahapan konsumen membeli produk ‘Sepatu’:
1.      Pengenalan Kebutuhan
Merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Ada seorang siswi, kelas 3 SMA yang akan mengadakan acara perpisahaan secara resmi di sebuah gedung mewah. Ia membutuhkan sepasang pepatu untuk datang ke acara tersebut.
2.      Pencarian Informasi
Tahap yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi:
a)      Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
b)      Sumber komersial: Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
c)      Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
d)     Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk
3.      Evaluasi Alternatif
Tahap ketika konsumen menggunkan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dan perangkat pilihan.
4.      Pemilihan
Tahap pemilihan yang terabaik, sesuai kebutuhan dan sesuai anggaran. Yang di perlukan sepasang sepatu yang ukuran 38, tinggi tumit 5cm, dengan pilihan warna coklat/putih/ hitam/perak/emas dan perkiraan anggaranya sekitar Rp.200.000–Rp.500.000
5.      Keputusan Membeli
Tahap, ketika konsumen benar­-benar membeli produk. Setelah melalui proses diatas, siswi tersebut pun memutuskan membeli sepasang sepatu yang sesuia dengan piliannya.
6.      Tingkah Laku Pasca Pembelian
Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak puas.
7.      Kesadaran
Konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi kurang informasi me­ngenai produk tersebut.
8.      Tertarik
Konsumen mencari informasi mengenai produk baru.
9.      Evaluasi
Konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal untuk mencoba produk baru.
10.  Mencoba
Konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraannya mengenai nilai produk tersebut.
11.  Adopsi
Konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna produk baru sepenuhnya dan teratur (loyal).
v  Empat tipe proses pembelian produk ‘Sepatu’:
1.      Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran. Seperti produk sepatu yang di gunakan oleh seorang karyawati yang bekerja disuatu perkantoran, maka ia harus memiliki sepatu yang nyaman di pakai, bagian depan sepatu tertutup, bertumit tinggi dan kelihatan elegan dan smart. Jadi, sang karyawati harus menyempatkan waktu dan anggaran untuk menyari sepatu yang sesuai dengan keinginannya.
2.      Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama. Seperti sepatu yang digunakan oleh seorang artis yang harus tampil di depan fans atau yang menonton artis tersebut. Ia harus memiliki sepatu yang cocok, nyaman dan mewah, maka dari itu ia memiliki perancang sepatu langanan untuk menunjang penmpilannya. Yang mana sang perancang sudah tahu detai serta kebutuhan sang artis.
3.      Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Keputusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Seperti sepatu yang dipakai oleh mahasiswi yang setiap hari bertampilan berbeda, maka dari itu ia harus memiliki sepatu yang cocok di padu–padankan dengan pakaiannya. Jadi, jika ia pergi ke mall berniat membeli buku dan ditenggah jalan ia meliahat sepasang sepatu yang bagus dan ia belum punya, maka ia akan membelinya.  
4.      Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.

E. KESIMPULAN
            Sepasang sepatu merupakan alas kaki yang berfungsi melindungi dan memperindah kaki setiap yang memakainnya. Terkadang menimbulkan efek pembangkit mood yang luar biasa. Itulah sebabnya banyak tergila-gila pada sepatu. Di saat fashion menjadi sebuah tuntutan hidup, perannya yang hanya sebuah alas kaki pun bergeser menjadi pelengkap penampilan. Sepasang sepatu tidak hanya mentransformasi penampilan, Jadi, sudah saatnya Anda memperhatikan sepatu yang cocok dengan busana dan aksesori yang dikenakan.
Untuk mengetahui sepatu-sepatu yang cocok untuk Anda dan sebelum berbelanja, tidak ada salahnya mengetahui jenis-jenis sepatu yang bisa menunjang penampilan.
1. The Ankle Strap Shoes
Jenis sepatu ini memiliki satu atau dua tali pada pergelangan kaki yang dapat dikencangkan. Selain berfungsi untuk mengencangkan sepatu, tali ini juga berfungsi sebagai pemanis pergelangan kaki. Sepatu ini cocok dipakai wanita dengan kaki yang kurus dan panjang.Jika ingin menghadiri pesta sehabis jam kerja, tidak perlu khawatir, karena sepatu ini cocok digunakan ke kantor, dan untuk menghabiskan malam saat berkumpul bersama kolega-kolega bisnis atau teman-teman sehabis bekerja seharian.

2. Ballet Flat Shoes
Jika Anda termasuk pribadi casual, simpel, dan lebih mengutamakan kenyamanan saat menggunakan sepatu, sepatu ballet flat bisa jadi pilihan pas untuk Anda. Sepatu ini memang lebih banyak digunakan remaja perempuan, tetapi wanita eksekutif tetap dapat bergaya dengannya. Pilihlah ballet flat yang dihiasi dengan permata-permata cantik atau pita.


3. The French Heel
Banyak wanita menggunakannya, tapi tidak mengetahui namanya. Sepatu ini memiliki tinggi hak yang medium dan biasanya berbentuk lengkung dan kotak di bagian bawah haknya. Sepatu yang dikembangkan oleh King
Louis XIV ini dapat digunakan untuk beraktivitas di kantor dan cocok digunakan dengan pakaian apapun.




4. The Kitten Heel
Sepatu ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan sepatu french heel, namun sesuai dengan namanya, hak pada sepatu ini sangat kecil dan berbentuk seperti busur panah. Biasanya, sepatu ini memiliki tinggi kurang dari 3 cm.





5. The Stiletto Heel
Stiletto adalah istilah yang digunakan untuk sepatu dengan hak yang sangat tipis. Sepatu yang sangat feminim ini membuat pemakainya terlihat ramping. Dengan mengenakan jenis sepatu ini, Anda akan
terlihat elegan dan seksi.  Namun, untuk beberapa wanita, penggunaan stiletto yang terlalu sering akan mengakibatkan sakit pada bagian pinggang.



6. The Wedge Heel
Wedge dapat menjadi ‘teman’ sangat pas untuk diajak hang out karena haknya yang tebal dan rata dari bagian jari ke bagian tumit. Wedge tetap memberi kesan ramping pada kaki dan tinggi yang sesuai tanpa terlihat aneh.Anda dapat memadukannya dengan Bohemian style, pencil skirt, A-line skirt, celana dengan potongan yang lebar, jeans, skinny pants.






7. The Mary Jane
Jenis sepatu ini dapat berupa flat ataupun berhak. Namun yang pasti, sepatu ini memiliki tali di bawah pergelangan kaki, dan ujung kaki bulat atau sedikit kotak. Sepatu jenis ini terlihat sangat kasual.
Menggunakannya dengan legging, skinny jeans, rok mini, akan membuat penampilan terlihat cantik. Namun, jangan menggunakannya dengan harem, celana kargo, dan celana berpotongan lurus dan lebar.



8. The Mule
Mule atau biasa kita sebut dengan selop sangat mudah digunakan karena hanya tertutup pada jari-jari kaki, tidak pada tumit. Bagian pada jari kaki bisa seluruhnya tertutup atau dapat berupa open toe atau peep
hole shoe. Anda dapat terlihat kasual dengan memakai selop yang tidak terlalu banyak detail, Anda pun dapat memakainya pada pesta dengan memilih yang dihiasi batu-batu permata, atau warna glamor.

9. The Pump
Tertutup di semua sisi kaki, dapat menggunakan tali pada pergelangan atau antara pergelangan dan jari, serta menggunakan hak, membuat istilah ini sering digunakan untuk segala jenis sepatu. Namun biasanya, pump dilengkapi dengan hak stiletto.







10. The Peep-Toe Shoe dan Open Toe
Sepatu peep-toe memiliki lubang kecil berbentuk bulat yang akan memperlihatkan jari kaki, biasanya ibu jari atau jari tengah yang hanya akan terlihat. Biasanya memiliki lubang yang memperlihatkan jari kaki pemakai. Untuk dapat memakai sepatu ini, pastikan jari-jari kaki Anda terawat dan bersih. Sepatu ini cocok dipakai untuk pesta, jalan-jalan santai, atau ke kantor, tergantung pilihan detail dari sepatu yang dikenakan.




11. The Platform Shoe
Sepatu platform adalah sepatu dengan sol yang tebal di depan sepatu, biasanya dipadukan dengan hak wedge (hak tebal), atau stiletto. Penggunaan sol yang tebal pada sepatu ini mempermudah pemakaiannya. Pemakai jadi tidak mudah capai, namun tetap menarik dan dapat tampak tampil lebih tinggi. Dengan menggunakan sepatu ini, Anda akan terlihat lebih ramping dan tentunya tinggi semampai.





 12. Sandal
Sandal adalah flip-flop atau sandal jepit. Sangat santai tapi nyaman digunakan pada saat berlibur atau jalan-jalan santai di lingkungan rumah. Sandal ini dibuat berbagai desain cantik, sandal yang sangat nyaman digunakan dan cocok untuk berjalan-jalan. Sandal-sandal ini dapat digunakan dengan skinny jeans, rok casual, dan gaun mini yang funky.




13. The Sling-Back
Jenis sepatu ini perpaduan antara mole dan pump. Tertutup di bagian depan kaki, namun memiliki tali pengikat yang di bagian belakang kaki.







14. The T-Bar Shoe
Sepatu ini memiliki kemiripan dengan sepatu mary jane, namun tali pengikat yang berada di tengah-tengah pergelangan dan jari kaki berbentuk huruf T.







15. Boot
Sepatu boot setinggi lutut tidak hanya digunakan untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, tetapi juga dapat fashionable.Jadi pastikan penggunaan boot bukan hanya sebagai alat fashion tetapi juga sesuai dengan fungsi awalnya. Bagi Anda yang tinggal di daerah tropis ankle boot menjadi salah satu pilihan tepat. Anda juga dapat memilih perpaduan antara sepatu gladiator dan boot untuk jalan-jalan di sore hari.


 16. Oxford
Jika anda sering melihat sepatu kerja para pria, berarti anda sering melihat jenis sepatu oxford. Sepatu jenis ini dikembangkan untuk dapat digunakan wanita. Oxford akan memberikan kesan maskulin pada wanita,
namun tetap terlihat cantik. Perpaduan antara oxford dengan skinny jeans, legging, mid-lenght skirt (rok selutut), atau rok mini akan membuat penampilan berbeda, namun tetap menarik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar