Minggu, 08 Desember 2013

TULISA 2: BISNIS ONLINE

Penjualan online memang sangat diminati akhir – akhir ini, karena kenyamanan dan kemudahannya. Akan tetapi keamanan belum bisa dijamin, penipuan kerap terjadi. Disinilah kewaspadaan diri kita harus ditingkatkan. Berikut contoh kasus penipuan penjualan online.

A. TAHAP – TAHAP PENJUALAN ONLINE.
Secara umum, ada 5 Tahapan yang harus dilakukan, 5 Tahapan ini berlaku jika kita ingin menjalankan bisnis produk sendiri secara online, maupun menjual produk orang lain juga secara online (affiliate program).
Berikut adalah kelima tahapan tersebut:
1. Menetapkan Ide untuk Berbisnis
2. Melakukan Riset Pasar tentang Prospek Bisnis
3. Menyiapkan Bahan-bahan Penunjang untuk Menjalankan Bisnis
4. Membuat Website sebagai Identitas Perusahaan
5. Melakukan Promosi untuk Mengundang pengunjung

B.    KEAMANAN UNTUK MELAKUKAN PEMBAYARAN.
Pada dasarnya, ada tiga lapisan pengamanan dalam mekanisme pembayaran online yang ditawarkan Visa, yaitu:

  • Verified by Visa (VbV)
VbV merupakan metode autentikasi pemegang kartu dengan menggunakan password ketika melakukan transaksi online. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan password pribadi ketika Anda melakukan pembayaran dengan kartu Visa secara online. Sistem ini sama seperti ketika Anda diminta memberikan PIN atau tanda tangan ketika berbelanja.
“Saat akan melakukan transaksi, Anda akan diberi One-Time-Passcode atau OTP. OTP ini untuk membuktikan bahwa yang melakukan transaksi memang si pemilik kartu,” tambah Steve. OTP dikirimkan oleh bank penerbit kartu Visa melalui SMS atau token OTP, dan password tersebut harus Anda masukkan saat melakukan transaksi. Dengan cara ini, Anda tak perlu repot mengingat password tertentu.
Selanjutnya, sistem Visa akan memverifikasi identitas Anda kepada merchant, dan meyakinkan Anda sebagai pemegang kartu bahwa data Anda diproses secara aman. Setiap pemegang kartu diminta untuk mendaftarkan layanan VbV ke bank penerbit kartu Visa mereka.
  • Tiga Digit Kode Pengaman
Disebut dengan kode CVV2, tiga digit kode ini tertera di belakang kartu Visa, tepat bersebelahan dengan tanda tangan Anda. Kode ini menunjukkan pada merchants bahwa kartu Anda benar-benar bersama Anda ketika sedang melakukan transaksi online atau melalui telepon.
Ketika Anda memberikan kode CVV2 kepada merchant, informasi tersebut disampaikan secara otomatis kepada bank penerbit kartu untuk proses verifikasi dan autorisasi. Jika sesorang menggunakan kartu Visa Anda tapi tidak dapat memberikan tiga digit kode pengaman, atau jika kode pengaman yang diberikan salah, merchant akan langsung membatalkan transaksi. Namun untuk keperluan keamanan, merchant dilarang keras menyimpan kode pengaman tersebut.
  • Real Time Fraud Monitoring
Sistem pengamanan tidak berhenti begitu saja setelah transaksi berhasil dilakukan. Ada mekanisme yang telah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya fraud, baik yang dilaporkan oleh pemegang kartu kredit maupun yang tertangkap oleh sistem monitoring Visa. Jaringan data Visa telah menyimpan ribuan contoh transaksi pembelian yang sah dari para pemilik kartu kredit, sehingga kejadian-kejadian yang di luar kebiasaan akan diketahui. Selanjutnya, bank penerbit kartu kredit akan menahan sementara biaya-biaya yang mencurigakan. Kemudian bersama Visa, bank akan melakukan konfirmasi sesegera mungkin pada pemilik kartu kredit untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut.

sumber : http://rissaurus.wordpress.com/tag/contoh-kasus-toko-online/

Tugas 3: Bisnis Online Yang Bermasalah

    CONTOH KASUS.
Penjualan online memang sangat diminati akhir – akhir ini, karena kenyamanan dan kemudahannya. Akan tetapi keamanan belum bisa dijamin, penipuan kerap terjadi. Disinilah kewaspadaan diri kita harus ditingkatkan. Berikut contoh kasus penipuan penjualan online.
  • Pembajakan Akun
Pada pembajakan akun ini, yang sering menjadi korban adalah tokoh populer. Terutama, akun facebook yang sangat rentan dibajak. Ketika pembajakan berhasil, tipu-menipu mulai dilancarkan. Mulai jual produk, minta dikirim uang, dan lain sebagainya.

  • Barang Tidak Dikirim
Ketika terjadi deal (transaksi), barang yang dikirim tidak kunjung datang. Ini sering dialami oleh pembeli.
  • Bombastis
Memberi janji yang terlalu tinggi sehingga user internet merasa tergoda. Ketika produk atau layanan yang diberikan tidak sesuai promosi, pembeli akan kecewa.

Penyelesaian :
Lihat, apakah websitenya di desain secara profesional. Walau tidak jaminan, namun website yang profesional, bersih, rapi, warnanya macthing, agak lebih kecil kemungkinan bahwa mereka akan scam, karena membuat website yang profesional jelas lebih mahal daripada website sekedarnya.
Lihat, apakah ada alamat lengkap beserta no telepon dari pemilik atau kantor cabang. Alamat yang lengkap lebih kuat dibandingkan hanya sekedar nama saja.
Baca mengenai testimonial yang diberikan, apakah kelihatan benar-benar nyata. Cara paling aman membeli sesuatu adalah dengan melihat testimonial yang diberikan oleh pemakai sebelumnya.
Lihat pencapaian yang dicapai oleh orang atau perusahaan tersebut. Biasanya website-website memberikan pencapaian apa yang ia sudah dapatkan disana, dari sana kita bisa merasakan kredibilitasnya.

http://rikamustikadewi.blogspot.com/